Kanak- kanak itu
Gemar menyarung selipar besar
di kaki
Sambil bertatih, meniti berlari
Mengimbang diri
Berkira- kira..
Besarnya pemilik kaki ini
Saat terjatuh
menghempas jauh selipar tadi
Dan bibir itu mengukir senyum
Katanya..
 "Kaki kecil..
  dunia ini luas
  Terokalah lagi..
  hingga saat selipar itu
  bisa kau gunakan untuk bertapak
  dengan selesa nanti.."

Kanak- kanak itu
Gemar menyarung baju besar
di badan
Sambil mengibar tangan
melihat panjangnya lengan
Berkira- kira,
besarnya pemilik baju ini
Saat bergulung
lemas dalam tangis
Dicampak jauh baju tadi
Dan bibir itu masih senyum
Katanya..
 "Tubuh kecil..
  Ruang itu luas
  Terokalah lagi..
  sampai saat baju itu muat
  untuk kau sarungkan ke tubuh sendiri
  Dan kau temu ruangmu nanti.."

Kanak- kanak itu
Gemar berpayung di terik mentari
Menari- nari saat hujan menimpa bumi
Berkira- kira,
besarnya teduhan ini
Saat angin kencang
dan payung menganjak ke tepi
Panas, hujan menyimbah diri
Marah!
Dan bibir itu terus tersenyum
Katanya,
 "Kanak- kanak kecil..
  dunia ini luas
  Terolah lagi
  hingga saat tubuhmu akan basah
  walau dipayungi
  Dan matahari akan menyinar
  mengeringkan air- air tadi.."

Kanak- kanak itu
Gemar bertapak di gigi air
Menguis pasir
Berkira- kira,
luasnya lautan ini
Tanpa sedar ombak kecil menghampiri
Lalu jatuh, lemas kali ini
Bibir itu senyum- senyum kecil
Mengelap mata yang berair
Mmemeluk erat tubuh menggigil
Katanya..
 "Kanak- kanak kecil
  hidup ini luas dan bebas
  Terokalah lagi
  sampai saat nanti
  Ombak besar pun mampu kamu hadapi
  Ingat pesan Ayah
  Jangan pernah mengalah
  Atau tenggelam dalam rasa sendiri
  Ingat pesan Ayah
  Walau saat Ayah tiada di sisi.."

Ayah, walau janggal disebut.. Tapi tetap di hati..
Peace~

1 comment

kalau karya ini dipentaskan.....saya orang pertama yang akan berdiri dan tepuk...kakak,kamu hebat!bjaya buat saya tersenyum dgn bait kata yg telus....dan tak pernah gagal buat saya menangis dengan hakikat dan makna hidup...jage diri kak!i love u!

Post a Comment

Copyright © EKSPERIMENTASI BISU / Template by : Urangkurai